Suatu hari di kota Aden, Yaman

Sepagi itu seorang muslim itu sudah keluar dari rumahnya. Kelihatannya ada sebuah acara besar, atau mungkin makan besar. Seekor kambing ditariknya. Tak berapa lama, lewatlah ia di depan seorang India.
"Apa yang kau bawa, wahai muslim?" sapanya.
Si Muslim menjawab, "Seekor kambing, akan kusembelih untuk makan."
"Apa?!" seru si India kaget, "Akan kau sembelih?! Jangan! apa kau tak kasihan kepadanya?!",
"Kalau kau mau, kau boleh membelinya" tawar si Muslim.
Akhirnya, kambing itu pun dibeli si India yang 'pengasih' itu, lalu ditaruhnya di sebuah kandang.

Esok harinya si Muslim lewat kembali. Berbeda dengan hari kemarin, hari ini ia ingin makan bebek. Tak lama, lewatlah ia di depan rumah si India dan berpapasanlah mereka.
"Nah, untuk apa bebek yang kau bawa?" sergah si India.
"Jelas untuk ku makan." terang si Muslim
"Kenapa kau tak kasihan kepadanya?!, biarlah aku yang membelinya dan jangan kau bunuh dia!" bela si India mengasihi.
Bebek pun dibelinya, lalu ia letakkan di kandang yang sama.

Entah sengaja atau tidak, si Muslim pun terus membawa macam-macam hewan dan lewat di depan rumah si India. Dan seperti biasa, dengan sifat 'kasih'-nya, si India selalu menghalangi si Muslim untuk menyembelih 'calon' sarapannya dan membelinya lalu meletakkannya sebuah kandang yang sama. Sampai suatu hari penuh lah kandang itu dengan berbagai jenis fauna dan ternak.

"Hewan apa lagi yang bisa aku bawa ya? kurasa semua jenis hewan sudah pernah ku jual kepada si India" pikir si Muslim sejenak.
"Aha, baiklah aku punya satu binatang lagi!!!", serunya mendapat sebuah ide.
Setelah ia berputar-putar mencarinya, dibawalah seekor ular yang panjang melingkar melewati rumah si India.
"Hai Muslim, mau kau apakan lagi hewan itu? kau makan?!" tegur si India.
"Tidak, aku hanya ingin membunuhnya agar ia tidak menganggu dan menyakiti yang lain" jawab si Muslim.
"Ah, jangan! Kasihanilah dia dan jangan dibunuh! Jika engkau mau, aku bisa membelinya?!" bujuk si India mengasihi.
"Ya sudahlah," jawab si Muslim pasrah.

Alhasil, dibawalah ular itu oleh si India dan ia letakkan di miniatur 'kebun binatang' berjerujinya itu. Lengkaplah sudah binatang-binatang yang 'terkasihi' itu dengan adanya 'seekor tamu' baru yang 'terkasih'.

Esok paginya, apa yang terjadi?!
Ya, semua binatang habis dan hanya tersisa seekor ular besar yang menyembunyikan teman-temannya di dalam perut buncitnya.

Hikmah:
"Sesuatu yang mungkin bener, belum tentu pener (jawa:betul penempatannya)"
"Perasaanmu tanpa ilmu adalah penipumu"

Komentar